Serikat (AS) mengalami kekalahan dalam perang di Afghanistan.
Pada 11 tahun lalu, hampir 3.000 warga kehilangan nyawanya dalam serangan teroris terburuk yang pernah dialami Amerika. Dua pesawat komersial membajak dan menabrak menabrak menara kembar WTC di New York, satu pesawat tabrak gedung Pentagon serta satu pesawat lainnya jatuh di lapangan di Pennsylvania.
Serangan di AS ini memicu perang di Afghanistan. AS pun melancarkan perang dengan militan Taliban yang Afghanistan yang dianggap terkait dengan Al Qaeda. Kelompok Al Qaeda sendiri dianggap sebagai pihak bersalah dalam serangan 9/11. Namun Taliban menganggap AS mengalami kekalahan besar di Afghanistan.
"Peringatan 9/11 berlangsung di Amerika. Tetapi peringatan tahun ini berlangsung di saat mereka mengalami kekalahan besar secara militer, politis, ekonomi dan hampir seluruh bidang lainnya. Perang telah membuat Amerika mengalami kelelahan menghadapi pertempuran panjang," pernyataan pihak Taliban, kepada website intelijen AS SITE, seperti dikutip Reuters, Selasa (11/9/2012).
Taliban menambahkan, serangan yang dilakukan Amerika di Afghanistan, dilakukan secara ilegal. Afghanistan di mata Taliban, tidak mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Meskipun mereka (AS) mengerahkan pasukan dalam jumlah besar dan menghabiskan banyak dana, tidak ada satu warga AS pun yang aman di kehidupannya saat ini," imbuh pernyataan tersebut.
Menurut Taliban, apa yang mereka sampaikan ini bukanlah sebuah ancaman. Mereka mengaku keterangan yang mereka sampaikan adalah bentuk sumpah untuk membela negara dan melanjutkan "perang suci" melawan para penjajah.
"Kami (Taliban), pada peringatan 11 tahun insiden September (9/11), sekali lagi memperingatkan pihak Amerika dan pasukan koalisi, untuk menghentikan penjajahan terhadap Afghanistan. Pemerintahan saat ini jelas menunjukkan tirani dan kebodohan," tutur Taliban.
Perang di Afghanistan terus menerus kehilangan dukungan oleh warga Amerika Serikat. Sebagian besar warga AS menolak kehadiran militer mereka di Afghanistan dan mendukung rencana NATO menarik pasukan tempurnya hingga akhir 2014.
Pada 11 tahun lalu, hampir 3.000 warga kehilangan nyawanya dalam serangan teroris terburuk yang pernah dialami Amerika. Dua pesawat komersial membajak dan menabrak menabrak menara kembar WTC di New York, satu pesawat tabrak gedung Pentagon serta satu pesawat lainnya jatuh di lapangan di Pennsylvania.
Serangan di AS ini memicu perang di Afghanistan. AS pun melancarkan perang dengan militan Taliban yang Afghanistan yang dianggap terkait dengan Al Qaeda. Kelompok Al Qaeda sendiri dianggap sebagai pihak bersalah dalam serangan 9/11. Namun Taliban menganggap AS mengalami kekalahan besar di Afghanistan.
"Peringatan 9/11 berlangsung di Amerika. Tetapi peringatan tahun ini berlangsung di saat mereka mengalami kekalahan besar secara militer, politis, ekonomi dan hampir seluruh bidang lainnya. Perang telah membuat Amerika mengalami kelelahan menghadapi pertempuran panjang," pernyataan pihak Taliban, kepada website intelijen AS SITE, seperti dikutip Reuters, Selasa (11/9/2012).
Taliban menambahkan, serangan yang dilakukan Amerika di Afghanistan, dilakukan secara ilegal. Afghanistan di mata Taliban, tidak mengetahui apa yang sebenarnya telah terjadi.
"Meskipun mereka (AS) mengerahkan pasukan dalam jumlah besar dan menghabiskan banyak dana, tidak ada satu warga AS pun yang aman di kehidupannya saat ini," imbuh pernyataan tersebut.
Menurut Taliban, apa yang mereka sampaikan ini bukanlah sebuah ancaman. Mereka mengaku keterangan yang mereka sampaikan adalah bentuk sumpah untuk membela negara dan melanjutkan "perang suci" melawan para penjajah.
"Kami (Taliban), pada peringatan 11 tahun insiden September (9/11), sekali lagi memperingatkan pihak Amerika dan pasukan koalisi, untuk menghentikan penjajahan terhadap Afghanistan. Pemerintahan saat ini jelas menunjukkan tirani dan kebodohan," tutur Taliban.
Perang di Afghanistan terus menerus kehilangan dukungan oleh warga Amerika Serikat. Sebagian besar warga AS menolak kehadiran militer mereka di Afghanistan dan mendukung rencana NATO menarik pasukan tempurnya hingga akhir 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar