Sabtu, 22 September 2012

Iran Luncurkan Kapal Selam Superberat

Tareq 901
Teheran: Angkatan Laut Iran meluncurkan kapal selam superberat dan kapal perusak pribumi di Teluk Persia. "Kapal selam superberat Tareq 901, diperbaiki para ahli Iran, dan kapal
 perusak Sahand berhasil diluncurkan di Pelabuhan Bandar Abbas, Iran selatan," kata laporan Press TV, Rabu (19/9).



Komandan Angkatan Laut Iran Laksamana Habibollah Sayyari mengatakan sistem antiradar, sayap, sistem pneumatik, sistem kompresi udara, pompa dan sensor, sistem telekomunikasi, sistem dorong, dan bagian-bagian mesin (kapal selam) adalah bagian yang diperbaiki dalam proyek yang semua ditangani para insinyur Iran.

Pada Agustus, Menteri Pertahanan Iran mengatakan, kementerian berencana untuk memproduksi berbagai jet

Thailand akan Menerima Empat EC-725 pada tahun 2015

EC-725 cougar
Sebuah kontrak telah ditandatangani hari ini antara Eurocopter dan Royal Thai Air Force untuk penyediaan empat helikopter EC725, dikonfigurasi untuk misi pencarian dan penyelamatan
.
Marignane, 18 September 2012

Penandatanganan perjanjian baru hari ini adalah Marsekal Paiboon Singhamat dari Royal Thai Air Force, dan Olivier Lambert, Eurocopter Senior Vice President untuk Penjualan dan Hubungan Pelanggan.

"Ini dukungan terbaru menggarisbawahi peran dari EC725/EC225 keluarga kami sebagai helikopter acuan di Asia untuk pencarian & penyelamatan," kata Lambert. "Ini juga menandai langkah baru dalam ekspansi Eurocopter terhadap hubungan dengan Thailand sebagai negara bergerak maju dengan program modernisasi untuk armada helikopter nya." Pengiriman dari

Unsur-unsur Operasi Pertahanan Udara Nasional


 
Unsur-unsur pelaksanaan operasi pertahanan udara masing-masing dipimpin oleh Komandan Unsur yang bertanggungjawab kepada Pangkosekhanudnas (Panglima Komando Sektor Pertahanan Udara Nasio
nal).

Unsur-unsur tersebut adalah sebagai-berikut :

Unsur Pesawat Tempur Sergap :
Unsur ini melaksanakan indentifikasi visual dan penindakan terhadap sasaran udara dan digelar di pangkalan induk atau pangkalan operasi. Dilaksanakan oleh skadron pesawat tempur sergap berkecepatan tinggi.

Unsur Penyergap Low Speed :
Unsur ini melaksanakan tugas yang mirip dengan unsur pesawat tempur, namun sasarannya merupakan sasaran udara yang low speed juga.

Unsur Radar :
Melaksanakan pengamatan udara untuk mendeteksi sasaran udara. Ada 3 jenis radar yang digelar, yaitu Early Warning (EW) digelar di wilayah terluar dan saling Overlap dengan cakupan radar lain untuk mendeteksi sedini

Indonesia Borong 8 Helikopter AH-64D Apache Longbow

Foto: Indonesia Borong 8 Helikopter AH-64D Apache Longbow
|matta|
21 September 2012, 

New York: Indonesia akan membeli delapan helikopter Apache dari Amerika Serikat, yang disebut-sebut menjadi sebuah tanda bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan menyangkut peningkatan keamanan kawasan.

Menurut laporan AFP seperti yang dipantau ANTARA, Kamis, pembelian itu diungkapkan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa di Washington, Kamis.

Hillary mengatakan Pemerintah AS telah "menginformasikan kepada Kongres tentang potensi penjualan delapan helikopter AH-64D Apache Longbow kepada pemerintah Indonesia."

"Perjanjian ini akan memperkuat kemitraan menyeluruh kita dan membantu meningkatkan keamanan di kawasan," ujar Hillary.

Ia tidak menyebutkan nilai penjualan kedelapan Apache yang akan dibeli oleh Indonesia itu.

Menlu Marty Natalegawa dan Menlu Hillary Clinton pada Kamis masing-masing memimpin delegasi kedua negara melakukan Pertemuan Komisi Bersama (JCM) RI-AS yang ketiga setelah mereka sebelumnya melakukan pertemuan serupa di Washington DC pada tahun 2012 dan di Bali tahun 2011. Komisi Bersama itu merupakan mekanisme kerangka kemitraan menyeluruh, yang secara resmi diluncurkan tahun 2010 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Barack Obama ketika Obama berkunjung ke Indonesia.

Sementara itu, seperti yang diungkapkan Departemen Luar Negeri AS pada laman mereka, Hillary menyebut Indonesia sebagai "mitra yang alami" bagi AS dan menekankan pentingnya hubungan kedua negara menyangkut stabilitas kawasan.

"Sebagai negara demokrasi terbesar kedua dan ketiga di dunia, kita adalah mitra alami, dan Amerika Serikat melihat Indonesia sebagai landasan bagi stabilitas di kawasan Asia Pasifik," ujarnya.

Menlu Hillary mengatakan hubungan AS dengan Indonesia adalah pondasi kuat bagi pertumbuhan ekonomi.

Ia menyebutkan, sejak tahun 2000, perdagangan bilateral kedua negara telah berlipat ganda hingga mencapai 27 miliar dolar AS (sekira Rp257,9 triliun) tahun lalu.

"Perjanjian senilai 21 miliar dolar (Rp200,6 triliun) antara Lion Air dan Boeing merupakan yang terbesar dalam sejarah Boeing," ujar Hillary.
AH-64D Apache

New York: Indonesia akan membeli delapan helikopter Apache dari Amerika Serikat, yang disebut-sebut menjadi sebuah tanda bagi kedua negara untuk memperkuat hub
ungan menyangkut peningkatan keamanan kawasan.

Menurut laporan AFP seperti yang dipantau ANTARA, Kamis, pembelian itu diungkapkan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton setelah melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa di Washington, Kamis.

Hillary mengatakan Pemerintah AS telah "menginformasikan kepada Kongres tentang potensi penjualan delapan helikopter AH-64D Apache Longbow kepada pemerintah Indonesia."

"Perjanjian ini akan memperkuat kemitraan menyeluruh kita dan membantu meningkatkan keamanan di kawasan," ujar Hillary.

Ia tidak menyebutkan nilai penjualan kedelapan Apache yang akan dibeli oleh Indonesia itu.

Menlu Marty Natalegawa dan Menlu Hillary Clinton pada Kamis masing-masing memimpin delegasi kedua negara

Minggu, 16 September 2012

Penambahan Armada Laut Sulit Terwujud

 
JAKARTA - Walaupun Kementerian Pertahanan (Kemhan) menyadari betapa pentingnya penguatan keamanan maritim, tahun ini pemerintah belum mampu melakukan penguatan. Sebagai contoh, upaya pemekaran k
ekuatan armada laut yang sudah diinginkan jauh-jauh hari masih sulit terwujud.

Wakil Menteri Pertahanan, Sjafrie Sjamsoeddin, mengatakan anggaran pertahanan yang 42 persennya terserap untuk belanja pegawai sulit untuk membangun kekuatan armada laut.

Walaupun anggaran pertahanan pada 2012 mencapai 77 triliun rupiah, Kemhan belum bisa memenuhi target pembangunan armada. Pemekaran armada kekuatan laut membutuhkan anggaran besar.

Dia khawatir pemekaran akan gagal jika dilakukan secepatnya. Pemekaran armada membutuhkan personel yang

Sabtu, 15 September 2012

Korsel Bangun Kamikaze UAV

foto :  Pesawat MQM-107D Streaker milik AS

SEOUL: Korea Selatan (Korsel) membangun pesawat intai tak berawak yang sanggup meledakkan diri. Pesawat itu akan dimafaatkan untuk menyerang artileri dan peluncur roket milik Korea Utara (Korut) yang berada di wilayah pantai.

Industri Kedirgantaraan Korea (KAI) meluncurkan produk terbarunya berupa pesawat tak berawak yang dinamakan "Pembunuh Setan." Pesawat itu dirancang oleh KAI, Universitas Hanyang dan Universitas Konkuk.

Bobot pesawat bunuh diri itu hanya 25 kilogram, pesawat itupun memiliki sayap elastis. Pesawat Pembunuh

Satgas Pamtas Tangkap Dua Kapal Malaysia

Foto: Satgas Pamtas Tangkap Dua Kapal Malaysia

][-EDDY
SATUAN Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) dari Batalion 413 Kostrad berhasil menangkap dua kapal penangkap ikan asal Malaysia di perairan Pulau Nunukan, Kalimantan Timur.

Komandan Satgas Pamtas Batalion 413 Kostrad Kabupaten Nunukan Mayor Inf Joko Mariyanto di Nunukan, Sabtu, menegaskan keberadaan kapal nelayan menangkap ikan di perairan Indonesia itu sudah lama diperoleh informasi dari nelayan Kabupaten Nunukan.

"Penangkapan dilakukan saat patroli gabungan dari Satgas Pamtas Batalion 413 Kostrad dengan Satgas Intelijen (SGI) dari Kodam VI Mulawarman," ujarnya.

Joko menambahkan, nelayan dari Tanjung Aru Pulau Sebatik Nunukan yang menginformasikan adanya kapal-kapal nelayan asal Malaysia yang seringkali menangkap ikan di perairan Indonesia.

"Informasi ini dari nelayan Pulau Sebatik yang mengatakan seringkali kapal-kapal nelayan dari Malaysia menangkap ikan di perairan kita," ujarnya.

Menurut dia, dari informasi yang sama menyebutkan nelayan dari Malaysia ini menangkap ikan dengan menggunakan trawl (pukat harimau) berukuran besar dan menarik menggunakan mesin.

Kapal-kapal Malaysia ini ditemukan saat sedang beroperasi menangkap ikan di perairan Indonesia tidak jauh dari perbatasan Indonesia-Malaysia tepatnya di dekat mercusuar Karang Unarang.

Ia menjelaskan kapal-kapal ini menggunakan bendera merah putih pada saat memasuki perairan Indonesia dan menggantinya dengan bendera Malaysia apabila berada di wilayah Malaysia.

"Kapal-kapal ini menggunakan dua bendera yaitu bendera Indonesia dan Malaysia," kata Joko.

Hasil tangkapan berbagai jenis ikan dan udang tersebut, kata Joko, dibawa dan dijual di Tawau Malaysia.

Sebenarnya kapal-kapal nelayan asal Malaysia ini sudah seringkali beroperasi menangkap ikan di perairan Indonesia tepatnya di perairan Kabupaten Nunukan, namun dia mengakui selama ini masih sulit menemukannya.

Kedua kapal itu sekarang sedang diamankan oleh Satgas Pamtas Batalion 413 Kostrad di Pelabuhan Inhutani Kabupaten Nunukan bersama enam orang anak buah kapal (ABK).

Joko menjelaskan, setiap kapal terdapat tiga ABK satu orang juragan dan dua orang sebagai anggota. Kedua juragan kapal ini sedang dimintai keterangan di Markas Komando Satgas Pamtas di Nunukan.

Pelanggaran yang dilakukan nelayan asal Malaysia adalah penangkapan ikan secara ilegal dan menggunakan pukat harimau yang dilarang digunakan oleh pemerintah Indonesia di perairan Indonesia.

"Pukat harimau ini kan semua jenis ikan tertangkap. Ukurannya besar atau kecil semua terjaring," katanya.Antara
(Jurnas.com)

SATUAN Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) dari Batalion 413 Kostrad berhasil menangkap dua kapal penangkap ikan asal Malaysia di perairan Pulau Nunukan, Kalimantan Timur.

Komandan 
Satgas Pamtas Batalion 413 Kostrad Kabupaten Nunukan Mayor Inf Joko Mariyanto di Nunukan, Sabtu, menegaskan keberadaan kapal nelayan menangkap ikan di perairan Indonesia itu sudah lama diperoleh informasi dari nelayan Kabupaten Nunukan.

"Penangkapan dilakukan saat patroli gabungan dari Satgas Pamtas Batalion 413 Kostrad dengan Satgas Intelijen (SGI) dari Kodam VI Mulawarman," ujarnya.

Joko menambahkan, nelayan dari Tanjung Aru Pulau Sebatik Nunukan yang menginformasikan adanya kapal-kapal nelayan asal Malaysia yang seringkali menangkap ikan di perairan Indonesia.

"Informasi ini dari nelayan Pulau Sebatik yang mengatakan seringkali kapal-kapal nelayan dari Malaysia

Challenger 2, Tank Tempur Utama Inggris

Challenger 2

Challenger 2 adalah MBT (Tank Tempur Utama) canggih yang dibuat oleh BAE Systems Land Systems (sebelumnya adalah Vickers Defence Systems, lalu Alvis Vickers Ltd.). Tank Challenger 2 berada d
alam layanan Angkatan Darat Inggris dan Angkatan Darat Oman. Inggris menempatkan pesanan untuk 127 tank Challenger 2 pada tahun 1991 dan tambahan 295 pada tahun 1994. Pada tahun 1993, Oman mengorder 18 unit tank Challenger 2.

Challenger 2 memasuki layanan dengan Angkatan Darat Inggris pada bulan Juni 1998 dan tank yang terakhir dikirimkan pada bulan April 2002. Pengiriman untuk Oman diselesaikan pada tahun 2001. Tank Challenger 2 telah berpetualang di Bosnia, Kosovo dan juga dikerahkan dalam Operasi Pembebasan Irak.

Pada bulan Juli 2004, Departemen Pertahanan Inggris mengumumkan rencana untuk mengurangi tujuh skuadron

Sekilas Tentang Tank BMP-3F Pesanan TNI AL

Foto: Sekilas Tentang Tank BMP-3F Pesanan TNI AL 
(fir)


 Sebelumnya kita ketahui pada 11 Mei lalu Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) secara resmi menandatangani  kontrak pembelian 37 Unit Tank BMP-3F dari Rusia. Pengadaan tersebut merupakan pengadaan lanjutan, mengingat sebelumnya Kemhan RI sudah melaksanakan pengadaan serupa pada tahun 2008 sebanyak 17 unit.

Kontrak tersebut terdiri dari 37 unit Tank BMP 3F Infantry Fighting Vehicle khusus untuk Marinir dan satu Unit BREM-L Kendaraan Recovery Lapis Baja,  Amunisi dan segala peralatan pendukungnya. Selain itu pihak JSC Rosoboronexport Rusia bersedia memberikan transfer teknologi yaitu berupa peningkatan kemampuan workshop dari TNI AL didalam memiliki kemampuan pemeliharaan yang baik terhadap tank-tank tersebut.

 Dari segi teknologi, kendaraan tempur lapis baja asal Rusia ini bisa dikatakan sempurna, karena sesuai dengan kebutuhan pertempuran Asimetris (pertempuran masa kini). Beberapa upgrade terbaru dari Tank BMP 3F ini antara lain:
Komputer balistik telah di upgrade dengan sistem digital yang lebih akurat

Lubang penembakkan untuk pasukan yang semula diperuntukkan untuk senapan serbu tipe AK-47 telah disesuaikan dengan senapan serbu tipe SS-1 Pindad
Track (rantai) yang dapat digunakan di aspal sehingga tidak merusak aspal
Penyempurnaan sistem perlindungan terhadap peperangan nuklir biologi kimia (Nubika)
Perubahan lainnya yang bersifat minor change pada tameng tombak (anti surge vane) yang semula tebal 5 mm menjadi 10 mm
System pemanas ruangan yang disesuaikan dengan iklim di Indonesia.

 Selain itu, keunggulan-keunggulan lainnya yang dimiliki Tank BMP-3F diantaranya, mampu beroperasi di laut selama 7 jam dan untuk menunjang kemampuan amfibinya, tank ini dapat dilengkapi snorkel. Dalam hal meriam, Tank BMP 3F dilengkapi meriam kaliber 100 mm, dimana meriam ini dirancang untuk menembakkan peluru/roket non-kendali (shell). Meriam jenis ini masuk dalam kategori balistik sedang, dengan kecepatan tembak berkisar 250m/detik.

Konstruksi persenjataan Tank BMP 3F  merupakan penggabungan dalam satu komponen antara meriam, peluncur roket berkaliber 100 mm, senjata otomatis berkaliber 30 mm dan mitraliur berkaliber 7,62 mm. Dengan penggabungan ini, memungkinkan awak tank dapat memilih model keperluan penggunaan senjata yang tersedia dikaitkan dengan situasi, kondisi serta medan tempur, tergantung sasaran yang dipilih untuk dihancurkan baik sasaran di darat, laut maupun udara. Tank BMP 3F memiliki berbobot kurang lebih 18,7 ton, panjang 8 meter, lebar 3,5 meter dan tinggi 2,5 meter, kapasitas awak 3 orang serta 7 personel pasukan bersenjata lengkap.

(artileri.org)
Tank BMP-3F BUATAN RUSIA

Sebelumnya kita ketahui pada 11 Mei lalu Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) secara resmi menandatangani kontrak pembelian 37 Unit Tank BMP-3F dari Rusia. Pengadaan tersebut merupakan pengadaan lanjutan, mengingat sebelumnya Kemhan RI sudah melaksanakan pengadaan serupa pada tahun 2008 sebanyak 17 unit.

Kontrak tersebut terdiri dari 37 unit Tank BMP 3F Infantry Fighting Vehicle khusus untuk Marinir dan satu Unit BREM-L Kendaraan Recovery Lapis Baja, Amunisi dan segala peralatan pendukungnya. Selain itu pihak JSC Rosoboronexport Rusia bersedia memberikan transfer teknologi yaitu berupa peningkatan kemampuan workshop dari TNI AL didalam memiliki kemampuan pemeliharaan yang baik terhadap tank-tank tersebut.

Dari segi teknologi, kendaraan tempur lapis baja asal Rusia ini bisa dikatakan sempurna, karena sesuai dengan

BPPT Siap Produksi Pesawat Mata-mata Militer RI

BPPT-02A
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tak hanya puas mengembangkan riset untuk senjata dan kendaraan taktis militer, yang salah satunya menghasilkan panser ANOA yang diproduksi PT Pindad. BPPT pun segera merintis pembuatan pesawat tanpa awak (unmanned aerial vehicle), yang salah satunya untuk kepentingan militer

"Sekarang kami sedang finalisasi pesawat itu untuk kepentingan pengintaian dan operasi," kata Kepala BPPT, Marzan A. Iskandar, usai penganugerahan BJ Habibie Technology Award 2012 di Aula BPPT, Jakarta, Rabu 12 September 2012.

Marzan menambahkan pesawat tanpa awak tersebut selain untuk kepentingan pertahanan juga dapat digunakan untuk pengamatan wilayah (survailence) dan kebakaran hutan.

"Pada waktu lalu, pesawat ini digunakan untuk mendukung pembuatan hujan buatan," tambahnya.

Pesawat dengan kemampuan tinggi terbang mencapai 8.000 kaki ini dioperasikan secara otomatis melalui pusat

Bangkitnya Senjata Buatan Indonesia

Dari senapan, tank, & pesawat terbang. Mengapa cari buatan Indonesia?

Bangkitnya Senjata Buatan Indonesia Dahlan Iskan sebenarnya kurang enak badan hari itu. Badannya meriang, ada flu menyerang.
 Dengan mengenakan jaket melawan dingin, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara ini memacu mobil pribadinya ke PT Pindad di Bandung. Ini kunjungan ketiga Dahlan ke BUMN produsen senjata itu di tahun 2012.
Kali ini dia ke Bandung bukan untuk urusan mobil listrik, tapi soal masa depan bisnis inti Pindad: senjata. Maka, pada Kamis, 6 September lalu, dia pun bertandang melihat pabrik pembuatan senjata di perusahaan itu. Kapasitas pabrik itu penuh, bekerja 24 jam setiap hari.
Foto: Bangkitnya Senjata Buatan Indonesia
~"A.G.A"~
Dari senapan, tank, & pesawat terbang. Mengapa cari buatan Indonesia?

Bangkitnya Senjata Buatan IndonesiaDahlan Iskan sebenarnya kurang enak badan hari itu. Badannya meriang, ada flu menyerang. Dengan m
engenakan jaket melawan dingin, Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara ini memacu mobil pribadinya ke PT Pindad di Bandung. Ini kunjungan ketiga Dahlan ke BUMN produsen senjata itu di tahun 2012.

Kali ini dia ke Bandung bukan untuk urusan mobil listrik, tapi soal masa depan bisnis inti Pindad: senjata. Maka, pada Kamis, 6 September lalu, dia pun bertandang melihat pabrik pembuatan senjata di perusahaan itu. Kapasitas pabrik itu penuh, bekerja 24 jam setiap hari.

“Memang betul peminat dari negara-negara luar sangat banyak,” kata Dahlan esok harinya di kantornya, Kementerian BUMN, Jakarta. Dahlan pun setuju PT Pindad harus dikucuri modal baru. “Sayang sekali. Minat luar negeri begitu besar, tapi kita tidak bisa layani permintaan keterbatasan pabrik Pindad," ujar Dahlan.

Pasar agaknya terbuka bagi senjata “made in RI” itu. Dahlan menghitung, jika kapasitas PT Pindad dibuat tiga lipat pun, produksinya akan tetap terserap. Potensi pasar senjata di Asia, khususnya ASEAN saja, sudah luar biasa. Perusahaan senjata Indonesia itu hanya butuh Rp 150 miliar saja.

“Untuk peremajaan mesin,” katanya. “Kalau pabrik cukup sekali kapasitasnya. Di Turen, Malang, sudah 200 hektare.”

Dari senapan ke panser

Pindad pun kini menggeliat. Adalah Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang disebut-sebut sebagai sosok di balik kebangkitan perusahaan ini. Beberapa waktu lalu Sjafrie berkunjung ke Irak, Uganda, dan Kongo, didampingi Direktur Utama Pindad, Adik Avianto.

Di Irak, jualan Indonesia lumayan. Kendaraan ringan lapis baja Anoa dipamerkan, serta senapan SS-2. Irak bahkan tertarik membeli pesawat CN-235 dan NC-212 produksi PT Dirgantara Indonesia. Delegasi militer Irak akan bertandang ke Indonesia pada 5 Oktober, saat perayaan Hari TNI, untuk meninjau pabrik persenjataan.

Sjafrie sendiri menyebut, Irak membeli senjata dari Indonesia karena sejumlah faktor. Selain empati pada Indonesia, salah satu negara dominan muslim, Irak juga melihat dukungan Indonesia membangun kembali negeri mereka.

“Saat ini Irak sedang membangun angkatan bersenjata. Banyak peralatan militer yang semula dipersiapkan pada saat perang itu kondisinya sudah tidak lagi bagus karena sering dipakai. Irak ingin melakukan revitalisasi peralatan,” kata Sjafrie.

Peralatan Indonesia dinilai tepat untuk keperluan Irak. Selain harga bersaing, kualitas juga boleh diadu. Senapan Serbu 2 (SS2) produksi Pindad misalnya, telah sukses mengantar TNI beberapa kali juara lomba menembak tingkat Asia-Pasifik.

Pada lomba tembak internasional di Australia (Australian Army Skill at Arms Meeting) AASAM 2012, Indonesia juara. Para jago tembak dari TNI Angkatan Darat mengalahkan tuan rumah Australia, dan juga negara besar seperti Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Selandia Baru.

Ajang AASAM 2012 juga diikuti oleh negara-negara ASEAN seperti, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, dan Timor-Leste. Jepang adalah peserta baru pada AASAM kali ini. Lebih dari 300 penembak militer dari masing-masing negara turut berlaga. "Kita sudah mengalahkan anggota-anggota NATO. Kualitas senjata kita juga yang menentukan," ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Brigjen Hartind Asrin.

Soal kualitas, senapan serbu SS2 itu memang jadi andalan Pindad. Direktur Utama PT Pindad, Adik Avianto Soedarsono, mengatakan SS2 dikerjakan tenaga ahli dari dalam negeri. “Sisanya dibantu konsultan dari luar negeri," ujarnya kepada VIVAnews di Bandung. SS2 ini hasil evolusi dari tipe sebelumnya, SS1 yang masih lisensi dari Eropa.

Tapi, dia bukan adopsi mentah-mentah dari model awal. SS2 adalah senapan serbu generasi baru kaliber 5,56 x 45 mm dengan laras kisar 7 inchi. Kelebihan senapan ini, dia ringan, handal dan akurasinya tinggi. Popornya model lipat, sehingga fleksibel digunakan.

Senjata ini bisa dipakai secara mekanikal, maupun optical sight. Aksesori pendukung antara lain silencer, sangkur, berbagai tipe pelontar granat, dan lain-lain. Senapan ini juga dibuat banyak variannya. Ada tipe laras panjang dan laras pendek, baik mechanical maupun optical sight. "Jika dibandingkan produk Eropa yang karakteristiknya berat bodi dan tidak ringan, Irak melihat senjata dari Indonesia ringan dan santai dibawanya," kata Adik, akhir Agustus 2012 lalu.

Selain senapan serbu, Baghdad juga terpincut panser Anoa. Kendaraan lapis baja itu dinilai cocok untuk perkotaan. “Letak geografis Irak menjadi alasan pihak pemerintah Irak jatuh hati pada SS2 dan Anoa," ujar Adik. Dan dua negara tetangga, Brunei dan Malaysia, pun jatuh hati dengan Anoa ini.

Penjajakan dengan Irak sudah dilakukan sejak 2008 lalu. Terakhir, perdana menteri Irak berkunjung ke Indonesia untuk memastikan penjajakan kerjasama itu. Rencananya Irak akan belanja banyak. Jadi, selain Pindad, berkah ini juga akan mengucur ke PT PAL, PT Dirgantara Indonesia, serta sejumlah sentra industri militer Indonesia lainnya. Adik ditunjuk pemerintah sebagai ketua tim penjajakan. “Setelah perayaan HUT TNI Oktober mendatang, Irak dipastikan akan memulai era baru kemiliterannya,” kata Adik.

Rekor sejarah CN 235

Jika PT Pindad baru bicara pemasaran, produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) sudah lebih dulu melanglang buana. Apalagi kalau bukan dengan produk andalan pesawat CN 235. “Itu adalah primadona”, ujar juru bicara PT DI Rahendi Triyatna.

Pesawat itu diproduksi dalam beberapa varian, baik militer, medis, patroli maritim, atau penumpang. Uni Emirat Arab misalnya, memesan khusus varian pesawat penumpang very important person (VIP) dan very very important person (VVIP).

Yang terjual lumayan banyak. Total, ada 44 pesawat CN 235 buatan PT DI terbang di luar negeri. Pesawat ini melayang di Malaysia (2 varian VIP dan 6 untuk transportasi militer); di Brunei 1 unit; di Pakistan 4 unit; di Thailand 2 unit; di Uni Emirat Arab 3 unit VVIP, 1 unit VIP, dan 3 unit kendaraan angkut militer. Juga ada 12 unit untuk Korea Selatan, 8 unit sudah diserahkan sejak 2000, sisanya 4 unit sudah diberikan awal tahun ini.

Mengapa mereka tertarik dengan pesawat itu? Dari pengakuan sejumlah negara, serta hasil riset ahli PT DI, rupanya ada banyak kelebihan pesawat CN 235.

“Pesawat serba guna, dengan desain ringan,” kata Rahendi. Karakter pesawat itu cocok di lapangan rumput, penerbangan jarak dekat, serta untuk evakuasi dini di penerbangan perintis.

Selain CN 235, PT DI juga menerima pesanan Cassa 212-400. Kini pabrik itu menggarap dua unit pesanan Thailand. ”Kalau untuk negara seperti Filipina, Irak dan Timur Tengah lainnya masih dalam tahapan penjajakan serius," kata Rahendi. Di Asia Tenggara, Indonesia nampaknya hanya bersaing dengan Singapura.

Banjir pesanan seperti itu, tentu membuat Dahlan Iskan tersenyum lebar. Dia mengatakan BUMN ini tengah mencetak rekor sejarah: proyek terbesar sejak berdiri. Dikatakan, belum pernah dalam sejarah PT DI mendapatkan pekerjaan sebanyak sekarang ini. “Termasuk sejak waktu masih bernama IPTN," kata Dahlan.

Nilai kontrak proyek PT DI kini di atas Rp 7 triliun. Semua proyek pesanan itu harus kelar dalam tiga tahun, antara lain membuat helikopter, pesawat CN-212, dan komponen bagi industri penerbangan global seperti Airbus.

Melihat tingginya pesanan, Dahlan ingin perusahaan tetap fokus merampungkan semua order. Soal pengembangan akan dipikirkan nanti. Soalnya, kata Dahlan, PT DI kini dalam status rawat jalan, setelah sebelumnya masuk Intensive Care Unit (ICU) dan rawat inap. "Pasien yang masih rawat jalan jangan disuruh maraton nanti kolaps di tengah jalan. Biarlah senam dulu, kemudian jogging, baru kelak disuruh lari," katanya.

Ironi?

Tapi, di balik geliat kebangkitan industri senjata Indonesia itu, ada ironi lain. Ketua Komisi Pertahanan DPR Mahfudz Siddiq, mengatakan Indonesia masih mengimpor senjata dan pesawat dari luar negeri. "Ironi jika negara lain mau beli produk Indonesia, tapi kita ramai-ramai belanja ke negara lain," kata Mahfudz dalam pesan singkat kepada VIVAnews.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu mengatakan, perhatian pemerintah masih lemah terhadap Badan Usaha Milik Negara Industri Pertahanan (BUMNIP). "Perhatian Kemeneg BUMN untuk menyehatkan mereka secara korporasi juga masih lemah,” katanya.

Jika mau merevitalisasi, kata Mahfudz, sekaranglah saatnya. Pesaing utama produk Indonesia itu adalah China dan Korea Selatan. Tapi, kata Mahfudz, dua negara itu juga belum lama jualan senjata. Maka, Indonesia harus cepat masuk ke pasar. “Kalau dua tahun ini kita bisa merevitalisasi industri pertahanan, lalu setelah 2014 kapasitas produksi meningkat, saya yakin kita bisa buka pasar cukup besar di Timur Tengah, Afrika Utara, atau negara lain,” ujarnya.

Roadmap soal industri ini, kata dia, sedang digarap DPR melalui rancangan Undang-undang Industri Pertahanan.

Soal jualan senjata ke luar negeri, Menteri Dahlan sudah menyiapkan taktiknya. Di negara yang menjadi target ekspor, dibangun “markas BUMN”. Di Myanmar, dipastikan enam bulan mendatang ada tiga BUMN bermarkas di negeri itu. "Rencana selanjutnya membuka di Irak," ujar Dahlan Iskan. Markas baru di Irak itu, akan mengelola urusan senjata dan energi.(np)

Infografik: Senjata Unggulan RI

Apa saja senjata yang menjadi primadona Indonesia?


Singapura, “Singa” Senjata Asia Tenggara

Industri militer Singapura masuk peringkat 50 besar di dunia.


Setelah CN-235, Tank Anoa, dan lalu makin populernya senapan serbu SS-2, industri militer Indonesia seperti menggeliat, meskipun dengan anggaran terbatas. Tapi sebaiknya tak cepat juga menepuk dada. Mari tengok sebentar negeri tetangga Singapura.

Data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI) menunjukan, Singapura punya anggaran militer sekitar US$ 7,651 miliar, dan berada di peringkat ke-24 di dunia. Indonesia hanya sebesar US$ 6,009 miliar, dan menduduki peringkat 28.

Dengan dompet militer yang buncit, Singapura, negeri seluas 710 km persegi, menjadi negara importir senjata kelima terbesar di dunia. Singapura mengimpor 4 persen senjata. Sebagai perbandingan, India yang importir senjata terbesar, mencatat angka 10 persen.

Industri militer di negeri Singa itu pun tampak gahar. Singapore Technologies Engineering adalah produsen senjata terbesar ke-49 di dunia. Di Asia, ST Engineering hanya kalah dari Mitsubishi Heavy Industries dari Jepang (peringkat 24), serta Hindustan Aeronautis (peringkat 34) dan Indian Ordnance Factories (peringkat 46) dari India.

ST Engineering terdiri dari empat anak perusahaan, yaitu ST Aerospace, ST Kinetics, ST Electronics, dan ST Marine. Dari empat, dua terlihat menonjol, ST Aerospace dan ST Kinetics.

ST Aerospace, menjadi pusat perawatan sejumlah pesawat seperti Hercules C-130, Fokker 50, Bell, helikopter Super Puma, hingga Pesawat Tempur F-5 Tiger. Bahkan pabrik itu mampu mengembangkan sendiri A-4SU Super Skyhawk untuk Angkatan Udara Singapura.

A-4SU Super Skyhawk adalah pengembangan dari Douglas A-4S Skyhawk, besutan Douglas Aircraft Company (sekarang menjadi McDonnel Douglas) dari AS. ST Aerospace melakukan modernisasi pesawat yang menjadi andalan AS di Perang Vietnam ini.

Ini menjadikan A-4SU Super Skyhawk melaju dengan kecepatan maksimum 1128 km/jam dan mampu menempuh jarak 1700 nm. Pesawat digunakan AU Singapura ini juga memiliki dua senjata 20 mm Colt Mk 12 cannon, roket LAU 5003, misil AIM 9 Sidewinder dan AGM-65 Maverick, bom dengan bantuan laser dan bom mark 80.

Adapun ST Kinetics dikenal produsen sejumlah senjata dan kendaraan berat. Produk andalannya senapan serbu SAR 21, senapan serbu jenis bullpup (yang mekanisme dan magazin terletak di belakang pelatuk). Badan senapan dibuat dari bahan polimer berdaya tahan tinggi.

Senapan yang dikembangkan untuk menggantikan M16S1 ini dilengkapi optik bidik 1,5 dan 3 kali zoom. SAR 21 juga memiliki desain magazin transparan, sehingga penembaknya bisa melihat berapa sisa peluru yang tersisa untuk ditembakkan.

Ada juga senapan mesin ringan The Ultimax 100, senapan mesin .50 MG, dan pelontar mortar 120 mm, atau 120 SRAM (Super Rapid Advanced Mortar). Senapan SAR21 ini diborong oleh Brunei. Sedangkan Ultimax 100, dibeli oleh Kroasia, Peru, Filipina, Thailand, Zimbabwe, Slovenia, juga Indonesia. Bahkan Indonesia disebut mengambil lisensi senapan mesin .50 MG untuk dikembangkan menjadi Pindad SMB-QCB (Senapan Mesin Berat-Quick Change Barrel).

Untuk kendaraan berat, ST Kinetics memproduksi tank Self Propelled Howitzer 1 (SSPH 1) Primus. Tank ini canggih punya. Ia memakai sistem loading senjata otomatis, dan mengincar sasaran berbasis GPS dan Datalink.

Tak hanya Primus, ST Kinetics juga memproduksi tank Bionix AFV. Selain dilengkapi meriam, tank jenis ini juga bisa dimodifikasi untuk dijadikan kendaraan konstruksi. Sehingga, tank ini serbaguna digunakan di medan sulit.

Untuk panser, Singapura juga memiliki panser Terrex. Ini wahana pengangkut infantri. Di pasar Asia Tenggara, tampaknya Anoa bersaing berat dengan Terrex.

Ada juga tank Bronco All Terrain Tracked Carrier. Tank itu bisa melata di berbagai medan, dan tercatat dipesan oleh Angkatan Darat Inggris Raya. Militer Inggris, menamakannya “Babi Hutan”. Selain Inggris dan Singapura, militer Thailand juga menggunakan tank ini.

Di bidang industri persenjataan, Singapura tampaknya memang menjadi “singa” di Asia Tenggara. Tak seperti Singapura yang industrinya sudah masuk peringkat 50 besar dunia, negara di Asia Tenggara lain masih bergeliat.

Untuk senjata misalnya, Thailand baru mengambil lisensi senjata HK33 dari produsen Jerman, Heckler & Koch GmbH. Ini adalah senapan serbu yang pernah menjadi andalan Indonesia. Tapi kemudian digantikan, akibat teknologinya dianggap rumit, mahal, dan tak efisien.

Sedangkan di Filipina, industri persenjataan berat belum begitu berkembang pesat. Filipina memang memiliki manufaktur senjata dan amunisi Armscorp. Tapi produk terbesar dihasilkan adalah persenjataan ringan, seperti pistol, revolver, shotgun, dan sporting rifle.

Meski Singapura berjaya, toh Indonesia tetap punya peluang.

Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan persenjataan ringan bisa dijadikan andalan ekspor. "Tak perlu bersaing dengan alutsista utama seperti pesawat tempur,” ujar Mahfudz. “Contohnya Anoa, kendaraan taktis. Itu banyak digunakan di negara-negara Afrika dan Timur tengah. Peluangnya besar," ujar Mahfudz.(np)


~"A.G.A"~
“Memang betul peminat dari negara-negara luar sangat banyak,” kata Dahlan esok harinya di kantornya, Kementerian BUMN, Jakarta. Dahlan pun setuju PT Pindad harus dikucuri modal baru. “Sayang sekali. Minat luar negeri begitu besar, tapi kita tidak bisa layani permintaan keterbatasan pabrik Pindad," ujar Dahlan.

Pasar agaknya terbuka bagi senjata “made in RI” itu. Dahlan menghitung, jika kapasitas PT Pindad dibuat tiga lipat pun, produksinya akan tetap terserap. Potensi pasar senjata di Asia, khususnya ASEAN saja, sudah luar biasa. Perusahaan senjata Indonesia itu hanya butuh Rp 150 miliar saja.

“Untuk peremajaan mesin,” katanya. “Kalau pabrik cukup sekali kapasitasnya. Di Turen, Malang, sudah 200 hektare.”

Dari senapan ke panser

Pindad pun kini menggeliat. Adalah Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin yang disebut-sebut sebagai sosok di balik kebangkitan perusahaan ini. Beberapa waktu lalu Sjafrie berkunjung ke Irak, Uganda, dan Kongo, didampingi Direktur Utama Pindad, Adik Avianto.

Di Irak, jualan Indonesia lumayan. Kendaraan ringan lapis baja Anoa dipamerkan, serta senapan SS-2. Irak bahkan