Sabtu, 15 September 2012

KAPAL INDUK CHINA UJI COBA PENDARATAN JET TEMPUR

Militer China telah melakukan uji coba Kapal induk China pertama Shi Lang yang sedang melakukan pelayaran perdana di lautan lepas hari Rabu tanggal 10 Agustus 2011 dan selama melakukan pelayaran perdana ini kapal induk milik China tersebut melakukan simulasi pendaratan jet tempur. 



Kapal induk pengangkut pesawat ini meninggalkan galangannya di provinsi Liaoning menuju laut lepas. Pejabat China mengatakan uji coba hanya dilakukan sebentar. Sesudah itu kapal dikembalikan ke galangan untuk perbaikan selanjutnya. Uji coba ini termasuk dalam langkah perbaikan kapal.

Pendaratan jet tempur dilakukan bila kondisi cuaca memungkinkan, tetapi jet tempur segera lepas landas sesaat
mendekati kapal induk menggantikan pendaratan nyata, menurut sumber terpecaya dikutip Harian Global Times, Jumat (12/8).
Sumber menambahkan jet tempur yang digunakan produksi lokal J-15 Flying Shark.

Simulasi ini ditujukan menguji sistem radar dan optical landing kapal induk, setelah meninggalkan galangan kapal Dalian untuk memulai pelayaran uji coba.
Uji coba kapal induk untuk yang pertama kalinya ini sekaligus membuktikan kekhawatiran negara-negara tetangga akan peningkatan kekuatan maritim China.

Seorang staf Humas Kementrian Pertahanan Nasional menolak memberikan komentar pemberitaan Global Times, ia mengatakan tidak ada pemberitaan mengenai kapal induk.
Kapal induk milik China ini memiliki panjang 300 meter dan kapal ini sebelumnya merupakan kapal peran peninggalan Uni Soviet yang bernama Varyag yang memiliki desain kuno dan tidak dirakit di China.

Kapal ini dirakit pertama kali pada tahun 1980an oleh Angkatan Laut Uni Soviet. Namun kapal ini tidak sempat diselesaikan oleh Uni Soviet saat terpecah pada tahun 1991. Varyag yang berkarat kemudian dipindahkan ke galangan kapal di Ukraina.
Setelah itu oleh sebuah perusahaan China kapal Varyag ini dibeli dan kapal ini dipotong-potong untuk dijadikan kasino apung di Macau. Setelah sempat jadi kasino apung kapal ini lalu dikumpulkan lagi potongan-potongan dan dibawa ke Dalian untuk dirakit ulang menjadi sesuai fungsinya sebagai kapal induk, dan proses pengumpulan potongan-potongan dan perakitan kembali ini membutuhkan waktu bertahun-tahun. Dan walaupun belum ada konfirmasi resmi akan tetapi kapal ini akan diberi nama "Shi Lang" yaitu nama seorang Laksamana terkenal di jaman Kekaisaran China semasa Dinasti Ming.

Dalam sebuah wawancara yang dipublikasikan pada minggu ini Laksamana Yin Zhuo mengatakan bahwa negaranya bermaksud membangun sebuah kapal induk, tapi tugas itu akan lama dan sulit.
"Kapal induk itu akan membentuk pertahanan yang sangat kuat. Namun konturksi dan tuntutan fungsional sebuah kapal induk sangat kompleks" kata Yin kepada China Economic Weekly. Ia menambahkan pelatihan awak dsan pilot merupakan sebuah tantangan besar.

Sedangkan berdasar komentar dari Ni Lexiong yang merupakan seorang ahli kebijaksanaan maritim China dari Ilmu Politik dan Hukum Universitas Shanghai mengatakan "Kita sudah menjadi kekuatan maritim. Jadi kita perlu kekuatan yang tepat, apakah itu pesawat operator atau kapal perang seperti Amerika atau Inggris"
Administrasi Keamanan Maritim Liaoning mengeluarkan pengumuman Rabu (10/8), melarang komunikasi navigasi dan radio pada radius 31,5 km pada Sabtu (13/8) disekitar Timurlaut Laut Bohai. Hal ini merebakan spekulasi jet tempur akan diuji coba di kapal induk.

Uji coba kapal ini membuktikan ketakutan beberapa negara tetangga terhadap perkembangan dan perluasan kekuatan militer China di kawasan, terutama di Laut China Selatan. Sebelumnya pekan lalu telah disampaikan oleh pemerintah Jepang yang mengatakan ambisi China adalah menguasai Laut China Selatan.
Wilayah perairan ini sejak lama diperebutkan oleh lima negara di kawasan Asia. China dilaporkan kerap terlibat adu senjata dengan negara-negara tersebut. Terakhir bulan Juni lalu saat liliter China terlibat konflik dengan Vietnam terkait pelanggaran batas di wilayah sengketa Laut China Selatan.

"Salah satu tujuan utama dibalik ini adalah prstise" ujar Ashley Townshend dari Lowy Institute for International Policy di Sydney. Menurutnya perdebatan soal China yang ingin menguasai Laut China Selatan semakin jelas karena setiap tahun semakin menunjukkan kekuatan hebat. Kekuatan besar memiliki angkatan laut besar, dan angkatan laut yang besar harus memiliki kapal induk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar